Pemimpin
adalah orang yang mengerti perasaan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk
menyelesaikan permasalahan di negeri ini, tidak ada alasan untuk seorang
pemimpin untuk menjadi pemimpin yang tegas ataupun yang merakyat, ketika semua
sikap itu tidak membuatnya mengerti tentang keinginan rakyatnya. Rakyat ingin
kebijakan? Tidak, yang rakyat inginkan adalah seseorang yang bisa membuat
mereka lebih baik. Rakyat ingin seorang pemimpin yang dapat menerima aspirasi
mereka. Rakyat ingin seorang pemimpin yang jujur. Rakyat ingin seorang pemimpin
yang amanah, yang cerdas, yang bisa membuat kehidupan mereka menjadi makmur,
sementara terkadang mereke sendiri tidak berbuat apapun untuk memperbaiki
kehidupan mereka. Sedangkan apakah pemimpin seperti itu benar-benar ada? Tidak.
Bahasa
kasarnya, kepemimpinan itu hanyalah “bagaimana membuat orang yang dipimpin mau
mengikuti jalan pemimpinnya”. Pemimpin yang “baik” adalah pemimpin yang lihai
mempermainkan perasaan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang
ia anggap benar. Pemimpin yang baik adalah orang yang bisa meluruskan pemikiran
orang yang dipimpinnya menuju tujuan yang ia anggap benar. Kenapa saya bilang “anggap
benar” disini? Karena kebenaran itu relatif untuk manusia. Kebenaran hanya
milik Allah SWT dan tidak ada manusia yang bisa mempunyai kebenaran sempurna.
Bukan berarti kepemimpinan itu jahat, masih banyak ratusan bahkan ribuan quotes
yang menunjukan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang baik. Bahasa bisa menjadi
sangat kejam bahkan dapat membuat sesuatu yang benar menjadi terlihat salah.
Ketika seseorang
menjadi pemimpin dan dia tidak bisa mengerti perasaan yang dipimpinnya, tidak
bisa merangkul dan membawa mereka pada sebuah tujuan, hanya bisa berkoar
atau malah dia yang melakukan pekerjaan
orang-orang yang dipimpinnya, pemimpin itu akan dicap buruk. Mana mau orang
disuruh terus – menerus? Tegas? Bukan, pemimpin seperti itu hanya akan menjadi
pemimpin yang dilihat sebagai diktator, pemimpin yang egois, yang otoriter,
yang terkesan tidak pernah melihat ke bawah dan membuat semua orang yang
dipimpinnya membencinya. Pemimpin yang
melakukan pekerjaan yang dipimpinnya? Kalau begitu apa bedanya dia dengan orang
yang dipimpinnya? Pemimpin seharusnya menjadi pembimbing bukan orang
multitasking. Bukan berarti pemimpin tidak boleh tegas dan membantu pekerjaan
yang dipimpinnya. Tapi melakukan dua hal tersebut, tanpa membicarakan dan
mengerti permasalahan yang ada dimata rakyat tidak akan membuat pemimpin itu
lebih baik.
Cukup tentang sifat
yang harus pemimpin punya. Jika dilihat pada kehidupan nyata, Indonesia
sekarang telah menjadi negeri yang cukup bodoh. Ketika Indonesia mengirimkan
TKI karena mereka tidak memiliki lapangan kerja, orang-orang asing mencuri
sumber daya alam dan bahkan manusianya. Asing telah sukses membuat orang-orang
Indonesia berpikir bahwa Indonesia tidak akan memberi hal baik pada mereka
sehingga orang-orang pintar Indonesia itu bekerja pada orang asing. Dengan
bisikan-bisikan mereka, asing menakuti orang-orang Indonesia. Memberitahu bahwa
teknologi Indonesia sangat kurang, dan Indonesia menjadi ketakutan, dan
terbiasa dengan hal tersebut sehingga manja dengan teknologi asing. Padahal
semua orang tahu bahwa Indonesia bisa bangkit. Kita tidak butuh asing sebagai
penggerak sumber daya, yang nanti akhirnya sumber daya kita menjadi milik
mereka. Malah mereka membuat kita tenggelam dan makin tenggelam dalam hutang
kepada mereka, kepada bank dunia, kepada Amerika. Jadi pemimpin seperti apa
yang cocok untuk memimpin Indonesia saat ini? Pemimpin yang bisa meyakinkan
rakyatnya bahwa Indonesia bisa bangkit tanpa bantuan asing. Indonesia bisa bangkit
ketika kita mandiri. Indonesia bisa bangkit ketika kita disiplin, ketika kita
mematuhi waktu dan menghilangkan “jam Indonesia” yang bisa terlambat sampai satu jam. Pemimpin yang cerdas dan
tidak mau diperdaya oleh asing. Pemimpin yang berani untuk melawan orang-orang
asing.
Kita pernah
punya pemimpin seperti itu, Soekarno dan B.J. Habibie. Tapi apa? Kita tidak
mengahargai mereka. Soekrano berhasil meyakinkan rakyat agar Indonesia bisa
terbebas dari penjajahan. Ia berhasil, Indonesia sangat ditakuti bahkan oleh
Amerika. Tapi apa? Ketika Soekarno sakit dan disingkirkan, yang katanya
Soekarno diberi racun kemudian sakit dan dirawat oleh Soeharto, dirawat oleh
dokter hewan yang disuruh oleh Soeharto lebih tepatnya, yang disekap disebuah
tempat terpencil dengan peralatan seadanya, dimana bahkan sanak saudaranya
tidak boleh menjenguk, kita hanya diam. Kita hanya diam dan membiarkan Soeharto
menjadi pemimpin dengan total kekayaan korupsi 5 miliar USD. Sama seperti
Habibie yang lebih dihargai oleh asing dan bahkan diberi stensel pasif, tapi
ternyata, ia lebih cinta dengan Indonesia dibanding dengan asing. Jadi pemimpin
seperti apa yang cocok untuk memimpin Indonesia saat ini? Pemimpin yang lebih
mementingkan negara diatas kepentingannya sendiri. Pemimpin yang peduli dengan
nasib orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang bisa membuka hati nurani
orang-orang yang dipimpinnya.
Indonesia
tidak bisa terus seperti ini. Kita dimanjakan dengan produk asing dan dibuat
takut dengan teknologi sendiri. Karena itu Indonesia butuh pemimpin, pemimpin
yang ingin menggerakkan Indonesia, bukan menyejahterakan dirinya sendiri.