Tunnel ini seperti tidak berujung. Jalan satu arah yang aku tahu bahwa berbalik arah bukanlah pilihan. Aku sudah berjalan sejauh ini dengan berbagai perjuangan untuk sampai ke titik ini, mana mungkin aku dengan gampangnya membuang apa yang aku raih? Selain itu, harga untuk mencapai titik ini tidaklah murah. Jadi, mua tak mau aku harus melanjutkan ini.
Mungkin aku akan mendapatkan hadiah di ujung tunnel ini?
Aku terus-terusan menelusuri tunnel ini. Pada awalnya aku tertarik dan semangat, mengira setiap bagian dari tunnel ini adalah penjelajahan seru. Setelah bertahun-tahun, aku mengerti, tunnel ini menuju satu titik. Titik akhir yang didapatkan sama oleh semua orang, bagaimanapun orang tersebut. Tapi, sekali lagi mau tak mau aku tidak punya pilihan selain melanjutkan tunnel ini.
Aku mulai bosan dengan semua ini. Tunnel ini menutup berbagai kemungkinan dan hanya membiarkanku dengan beberapa pilihan. Bagaimana aku bisa tahu hasil terbaik bila aku bahkan tidak tahu pilihan terbaik. Tunnel ini membiarkan aku menelusuri berbagai pilihan mediocre, yang juga dipilih ratusan ribuan jutaan orang lainnya. Mungkin akan lebih mudah untuk memberi pilihan bila aku sama dengan orang lain? Cukup cerdas, tunnel.
Bertahun-tahun lamanya aku menelusuri tunnel ini, dan aku menemukan kesimpulan yang menarik. Tunnel ini, hidup ini, akan berakhir pada kematian. Aku tahu semua orang akan menemukan kematiannya sendiri. Namun, kapan aku memulainya? Jika kehidupan ini berujung kematian, kapan aku mulai hidup? Kapan aku mulai merasakan perasaan benar-benar hidup? Kapan aku merasakan kebebasan? Kapan aku bisa memilih jalanku sendiri?
Aku hidup seperti robot tak berjiwa, mengikuti arus bernama sosialita. Ketika baik buruk dinilai oleh media massa. Dan akhirnya segala jenis originalitas dimakan ide ideal bagaimana kehidupan seharusnya. Apa kah aku hidup? Atau kah dari awal aku memulai, aku sudah mati?
Bagaimana kah hidup itu? Dan bagaimana rasanya menjadi hidup?
Jika hidup berakhir kematian, dan berawal kehidupan, aku lupa rasanya hidup. Atau, kesimpulanku, aku sudah mati dari awal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar