Minggu, 06 Juli 2014
Pengaruh Masuknya Ajaran Hindu-Budha di Indonesia
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Budha dari india telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
a. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat indonesia menganut kepercayaan animisme. Masyarakat mulai menerima kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata cara krama, upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.
b. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalakan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu lahir kerajaan-kerajaan seperti kutai, tarumanegara dan sriwijaya.
c. Arsitektur
Salah satu tradsi megalitikum adalah punden berudak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami perbuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya india-Indonesia.
d. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sanskerta yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dsb.
e. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adnya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
1. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa
2. Sotasoma, karya Mpu Tantular, dan
3. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
http://rahmandiligent.blogspot.com/p/pengaruh-masuknya-ajaran-hindu-budha-di.html
Budha
Pada awalnya Budha merupakan salah satu aliran dalam agama Hindu yang disebut budhisme. Budhisme dimunculkan dan dikembangkan oleh Sidharta Gautama sebagai protes atas ketidakadilan sistem kasta dalam masyarakat Hindu, dimana kasta rendahan mengalami ketidakadilan. Sidharta sebenarnya masuk dalam kasta ksatria karena merupakan putra dari Raja Sudhodana dari kerajaan Kapilawastu. Tetapi kemudian dia meninggalkan semua kemewahan istana dan menjadi pertapa setelah dia melihat kehidupan di luar istana yang sangat memprihatinkan. Dalam pertapaannya dia memperoleh bodhi dan disebut Sang Budha (yang disinari).
Umat Budha mempunyai kitab suci yang disebut Tripitaka yang berarti tiga keranjang. Isi dari kitab Tripitaka adalah :
a. Winayapitaka, berisi tentang peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluk agama Budha.
b. Sutrantapitaka, berisi wejangan sang Budha.
c. Abdidharmapitaka, berisi keterangan dan penjelasan tentang agama Budha.
Umat Budha meyakini bahwa manusia hidup di dunia berada dalam kesengsaraan (samsara), oleh karena itu kesengsaraan dapat dihentikan dengan mengamalkan astavidha (delapan jalan) yaitu : Ajaran yang benar; Niat yang benar; Perkataan yang benar; Perbuatan yang benar; Penghidupan (mata pencaharian) yang benar; Usaha (daya upaya) yang benar; Perenungan yang benar; Samadi (bersemedi) yang benar.
Dalam perjalanannya, ajaran Budha terpecah menjadi 2 aliran yaitu :
a. Budha Hinayana (kendaraan kecil)
Aliran ini berpendapat bahwa setiap orang harus berusaha sendiri-sendiri untuk masuk nirwana tanpa pertolongan orang lain. Hal itu sesuai dengan ajaran Budha pada awalnya.
b. Budha Mahayana (kendaraan besar)
Aliran ini berpendapat sebaiknya manusia berusaha bersama-sama dan saling membantu dalam mencapai nirwana.
Umat Budha merayakan hari raya Triwaisak yaitu peringatan kelahiran, turunnya Bodhi dan kematian Sang Budha.
B. Proses Masuknya Hindu-Budha di Indonesia
Proses masuknya kebudayaan Hindu dan Budha berlangsung sangat panjang. Keterlibatan berbagai pihak sangatlah menentukan perkembangan kebudayaan ini. Mulai dari pedagang, tokoh agama bahkan hingga orang biasa.
Menurut Van Leur dan Wolters, hubungan dagang Indonesia dan India lebih dahulu berkembang daripada hubungan dagang yang dilakukan Indonesia dan Cina. Terlibatnya Indonesia dalam kegiatan perdagangan, berakibat terjadinya akulturasi kebudayaan, terutama dengan budaya India, yaitu agama Hindu dan Budha. Dari hubungan perdagangan tersebut, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia.
a. Teori Brahmana
Teori ini mengungkapkan bahwa kebudayaan Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia di bawa kaum brahmana. Kemungkinan teori ini adalah yang paling benar, hal ini terbukti dengan ditemukannya Yupa Kutai yang menyebutkan bahwa penyebaran ajaran Hindu dilakukan melalui upacara keagamaan, dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh para brahmana. Pendukung teori ini adalah J.C. van Leur.
b. Teori Ksatria
Teori ini mengungkapkan bahwa agama Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia karena pengaruh dari para bangsawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya koloni baru yang dibentuk orang India di Indonesia. Di tempat barunya para bangsawan menyebarkan agama dan budaya Hindu-Budha. Pendukung teori ini adalah C.C. Berg dan Majumdar.
c. Teori Waisya
Teori ini menyatakan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang dari India banyak yang menetap di Indonesia yang kemudian jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha. Pendukung teori ini diantaranya N. J. Krom dan Purbacaraka.
d. Teori Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan Sudra menjadi orang buangan. Kemudian mereka meninggalkan India mengikuti kaum Waisya. Dengan jumlah yang besar diduga golongan Sudralah yang memberi andil besar dalam penyebaran budaya/agama Hindu ke nusantara.
e. Teori Arus Balik
Teori ini diungkapkan oleh F.D.K. Bosch, Bosch meyakini bahwa orang Indonesialah yang paling berperan dalam penyebaran Hindu-Budha di nusantara. Setelah di awali orang-orang India, penduduk Indonesia yang ingin tahu lebih dalam tentang ajaran Hindu-Budha langsung berlayar ke india untuk belajar. Kemudian setelah pulang ke indonesia mereka menyebarkan apa yang sudah mereka pelajari. Teori berdasar pada ditemukannya arca Budha di Sempaga, Sulawesi Selatan, yang sangat mirip dengan arca yang dibuat di Amarawati (India).
C. Pengaruh Unsur Kebudayaan Hindu-Budha Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
1. Bidang agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di nusantara telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha. Sejak berinteraksi dengan orang-orang India budaya baru tersebut membawa perubahan pada beragama. Misalnya, dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan).
2. Bidang sosial
Dalam bidang ini kebudayaan India mempengaruhi pada sistem pemerintahan dan kemasyarakatan. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak menduduki kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan seperti, Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan lain-lain.
3. Bidang seni
Pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha ini dapat berupa relief, sastra. Untuk seni relief banyak dijumpai hiasan-hiasan pada dinding candi yang sesuai dengan unsur India. Di bidang seni sastra, terlihat pada penggunaan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta pada prasasti-prasasti. Adanya cerita Mahabarata dan Ramayana yang bersumber pada kebudayaan India. Selain itu adapun kitab-kitab yang dihasilkan oleh para pujangga Indonesia seperti: Arjunawiwaha (Mpu Kanwa); Sutasoma (Mpu Tantular); Negarakertagama (Mpu Prapanca).
4. Bidang bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sansekerta. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa sansekerta, seperti: Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, dan Parasamya Purnakarya Nugraha.
5. Bidang pendidikan
Dalam bidang ini kaum brahmana merupakan kelompok yang mempunyai pengaruh, karena yang memberikan ilmu dalam masyarakat. I-Tsing mengungkapkan bahwa di Kerajaan Sriwijaya telah didirikan sekolah setaraf perguruan tinggi yang menampung biarawan untuk belajar agama Budha.
http://dzakibelajar.blogspot.com/2013/07/sejarah-dan-pengaruh-hindu-budha-di.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar