Episode 1
Peristiwa
Sekitar Proklamasi
Pada
tanggal 14 Agustus 1945, setelah para pemuda mendengar kekalahan Jepang, mereka mengadakan rapat di Jakarta. Rapat itu
dihadiri antara lain Chairul saleh, sutan shrir, sukarni, singgih, suhud dan
lain sebagainya.
Sutan
syahrir :
Saudara-saudara, saya mendengar berita, Jepang menyerah terhadap
sekutu.
Chairul Saleh : Lalu sekarang apa yang harus kita
lakukan untuk mengisi kekosongan kekuasaan
ini ?
Sutan
syahriri : Bagaimana kalau kita
mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatta agar
memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia secepatnya?
Chairul
Saleh : ‘Saya setuju!
Mendengar
yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka gembira mendengar
Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya. Chairul Saleh yang melihat sikap
para pemuda tersebut kemudian mencoba
untuk menenangkan mereka.
Chaerul
Saleh : Tenang, tenang semua tenang, saya
mohon kalian tenang
Suasana
tenang kembali
Chairul Saleh : kalau kalian sudah setuju, besok kita akan
mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan
maksud keinginan kita semua , Rapat ini kita cukupkan.
Tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi
rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentan keinginan
para pemuda itu.
Sutan
Syahrir : (tok-tok) , asalamu’alaikum?
Fatmawati : (fatmawati
membukan pintu )“ waalaikumSalam !
Sutan
syahrir : maaf bu, apakah Bung karnonya
ada , kami ingin bertemu
dengannya
Fatmawati : Yah
Soekarno ada didalam, memang ada apa yah mencari
soekarno
Chairul
Saleh :
Begini Bu ada hal yang penting
yang harus kami bicarakan
dengan nya.
Fatmawati : Sama-sama (sambil tersenyum) kalau begitu saya panggilkan
dulu soekarno.
Fatmawati
pergi meninggalkan para pemuda dan kemudian ia menemui Soekarno
Fatmawati : itu
para pemuda datang mereka ingin
berbicara penting katanya.
Soekarno
datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno.
Fatmawati
: Ya sudah kang mas saya kembali ke
belakang dulu. Masih
banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan.
Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu !
Soekarno : Ada yang ingin kalian bicarakan?
Chairul
saleh : Kami ingin membicarakan tentang
keinginan kami untuk secepatnya
Indonesia
memperoklamsikan kemerdekaannya
Soekarno :
Kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Sutan sahir : Karena
inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, Jepang sudah
menyerah pada sekutu
Soekarno :
Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa? Kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada
sekutu masih di ragukan.
Sutan
sahir :
Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat
Chairul
saleh :
Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam.
Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat
Bung
Soekarno :
Tidak apa-apa, silahkan!
Malam
harinya para pemuda berangkat ke rumah Soekarno lagi untuk merundingkan
keinginan mereka lagi.
Chairul
saleh : Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu
anda
Soekarno :
Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan
Chairul
saleh :
Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami menginginkan Indonesia segera
memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno : Yah saya tahu, kalian begitu
menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan.
Sutan
Sahir : Lalu kenapa anda tidak
menyetujui keinginan kami?
Soekarno :
Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu
dengan anggota PPKI
Sutan sahir :Saya
berharap anda tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya
takut Jepang malah mengetahui rencana ini.
Hatta : Jadi maksudnya kita memutuskan
segala ikatan dengan Jepang, begitu kan
Sutan
sahir : yah begitu
Soekarno : Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih
baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI
Sutan
sahir :
Tapi..
Soekarno :
(Memotong pembicaraan) “Tidak ada tapi-tapian! kami tidak akan mengikuti keinginan
kalian (dengan nada bicara yang tinggi)
Para
pemuda dan Soekarno berisitegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta
datang
Hatta :
Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini
Soekarno :
Ah tidak apa-apa. Kami sedang membicarakan keinginan para pemuda ini
Hatta :
Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah mereka
ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Soekarno :
Tapi saya tidak setuju karena saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri
Hatta :
Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita
renungkan bersama para tokoh tua
Pemuda
keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu
di serambi belakang.
Hatta :
Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para pemuda terus mendesak agar
segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno :
Tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut.
Hatta : Jadi
maksudnya kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda?
Soekarno :
Benar
Hatta :
Ya sudah ayo kita hampiri mereka!
Kemudian
para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang
sejak tadi menunggu di serambi belakang.
Chairul
Saleh : Bagaimana keputusannya?
Soekarno :
Kami menolak keinginan kalian.
Sutan
Syahrir :Baiklah kalau pendirian anda
seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa. tapi yang jelas kami akan
berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya.
Akhirnya
para pemuda pun pergi dari rumah Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam.
Episode 2:
Peristiwa Rengasdengklok
Pukul
24.00. menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini.
Chairul
Saleh : sekarang apa yang
harus kita lakukan? Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak
menyetujuinya usul kita!
Sutan
syahrir :”Begini saja, Bung Karno dan Moh. Hatta kita asingkan saja keluar Jakarta untujk
menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang!”
Sukarni,
Yusup Kamto, Muwardi: “ Setuju “
Sutan
syahrir : tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu
kemana ya!.
Chairul Saleh : Kita serahkan saja
tugas ini kepada Singgih dan Latif Hendra ningrat.
Latif : baiklah akan saya
pikirkan dahulu (berpikir beberapa lama) Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke renggas dengklok dekat Karawang?
Singgih : Benar,
apa kalian menyetujuinya?
Sutan syahrir Bagus,
kami setuju dengan rencana tersebut
latif
hendra ningrat dan Singgih pun pergi ke rumah
Soekarno.
Singgi :
Tok.tok.tok….Assalamualaikum?
Fatmawati : Walaiku salam
(Fatmawati membuka pintu) Ada apa ya malam-malam begitu bertamu kemari?
Latif : Maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan
Bung Karno.
Fatmawati : Ah tidak
apa-apa, mari silahkan masuk!
(Fatmawati menemui suaminya dan Moh. Hatta untuk memberitahukan
kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Soekarno datang bersama Moch Hatta )
Singgih dan
Latif “ Asalamu’alaikum”
Soekarno : Waalaikum salam. Katanya kalian ingin
membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa?”
Singgih : Sebelumnya kami
meminta maaf. Kami kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Karawang.
Hatta
: Memang kenapa kami harus pergi keluar kota?
Latif :
Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!
Hatta : Tapi kalau kami
tidak mau?
Latif : Sekarang tuan bukan
waktunya untuk berdebat cepat ikut kami
Mereka
meninggalkan rumah Soekarno dan menuju Renggas dengklok di Karawang. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun
ternyata mereka berdua sangat keras kepala dengan keyakinan mereka.
Latif : Bung Karno, tunggu
apa lagi? waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
Singgih : Iya, sebaiknya Bung
setuju usul kami ini!
Soekarno : Maaf tapi saya
tidak bisa!
Jawaban
itu membuat Singgih geram
Singgih :
(Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno) Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa
kau mau seperti ini door door door.... (Peluru pistol keluar
dari pistol)
Fatmawati
yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan
bertanya kepada para pemuda
Fatmawati : Apa-apaan kalian ini?
Sutan Syahrir : Tidak apa-apa bu, kami cuma ingin
memproklamasikan Indonesia secepatnya.
Fatmawati : Ya saya tahu itu. Kalau soekarno menolak
untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai
alasan tersendiri
Sukarni : Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan
ada di tangan kedua pemimpin tersebut
Fatmawati : Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian
ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin?
Akhirnya Fatmawatipun berhasul meyakinkan
para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta. Di sisi lain
Ahmad Soebajo mengetahui keadaan Soekarno dan meminta pemuda untuk
mengembalikannya.
Ahmad Soebarjo : Sudahlah sebaliknya kalian jangan menahan Soekarno dan Moch
Hatta.
Chairul
Saleh :
Memang kenapa, apa alasannya?
Ahmad soebarjo : Saya yakin kalau kita bicara baik-baik pasti
keinginan kalian akan di penuhi saya akan membantu kalian untuk meyakinkan
Soekarno dan moh. Hatta
Chairul Saleh : Apakah yang Bung bicarakan ini dapat di
pegang?
Ahmad soebarjo : Percayalah, saya akan meyakinkan tokoh
nasionalis itu agar menyetujui usul kalian itu!
Chairul saleh : Ya sudah sebaiknya kita sekarang
berangkat ke Kerawang untuk menjemput Soekarno dan Moch hatta
Kemudian mereka pun menjemput Soekarno dan
Moch. Hatta. Dan mereka langsung pergi ke hotel Denn di Jakarta.
Sayuti
melik : Apakah ada kamar Hotel yang masih kosong
untuk kami?
Pelayan
hotel :
Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!
Sayuti
melik : Kamarnya penuh
Ahmad
subarjo : “Bagaimana kalau
kita kerumah Laksamana maeda?
Sayuti
melik : “Kalau tidak salah
juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan
darat.
Suhud : saya setuju
Soekarno : Ya sudah kalau
begitu kita berangkat ke rumah laksamana maeda
Mereka
berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah
laksamana maeda
Soekarno :
Permisi selamat malam tuan.
laksamana maeda : Apakah ada masalah
yang serius?
Soekarno :
Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan
Sobarjo :
Kami bermaksud untuk menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?
Laksamana
maeda : Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiahkannya agar
tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap Indonesia.
Moch
Hatta : Yang kami bingungkan para pemuda terus mendesak agar kami memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Laksamana
maeda : Wah itu merupakan
gagasan yang bagus.
Moch
Hatta : Berarti tuan
menyetujuinya?
Laksaman Maeda : (Membalas dengan
senyuman)
Ahmad
soebrjo : Kami boleh meminjam rumah anda?
Laksamana
maeda : Boleh,
untuk apa?
Hatta : Kami ingin
mempersiapkan kemerdekaan indonesia.
Laksamana
maeda : Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan!
Mereka pun mulai merundingkan persiapan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Agar pada
tanggal 17 Agustus, Indonesia bisa
memproklamasikan kemerdekaannya.
Episode 3
Pengetikan Naskah Proklamasi
Setelah berakhirnya peristiwa Rengasdengklok,
Soekarno dan beberapa orang lainnya kembali ke jakarta. Di Jakarta mereka
mendatangi rumah Laksamana Maeda
Soekarno : Rencananya
kami akan membuat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
L. Maeda : Ya
sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan.
Soekarno : Bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad
subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama!
Soekarno :
Biarkan saya yang mencatat!
A. subarjo : Tunggu
sebentar ! saya akan pikirkan naskah proklamasinya! (berpikir)
Bagaimana kalau begini? “Kami bangsa Indonesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”
Hatta : Itu bagus! (kemudian ia menulisnya
dalam secarik kertas)
Soekarno : Isinya
bagaimana?
Hatta
: Saya sudah berpikir begini
“Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”
Soekarno :
Yah bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini.
A. soebarjo :
Akhinya selesai juga! Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda
apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini.
Soekarno :
Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda.
Tidak lama
kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu
Sutan sahrir : Bagaimana
naskahnya?
Soekarno :
Sudah akan saya bacakan
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17
– 8- 05
Wakil Bangsa
Indonesia
Soekarno : Mungkin
ada yang ingin menambahkan
Sukarni :
Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit
Soekarno : Baiklah kita akan memperbaikinya
sekali lagi!”
Akhirnya mereka
merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka
melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai
melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyruh sayuti melik mengetik
naskah proklamasi
Soekarno : Apakah
sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahannya?
Sayuti melik : Saya
bisa!
Soekarno : Ya
sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat
Sayuti melikpun
mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan
pada Soekarno
Sayuti melik :
Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan
menandatanagni naskah ini
Soekarno : Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini
yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini.
Chairul saleh : Saya tidak setuju lebih baik anda
dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa Indonesia
Semua yang
hadir “Setuju, itu lebih baik !”
Sukarni :
Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini
Soekarno :
Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya
Hatta : Saya setuju, mungkin dengan itu tentara
Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi kemerdekaan Indonesia
Semua yang
hadir “setuju”
L. Maeda :
Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rumah
masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita
berkumpul di rumha Soekarno
Soekarno : Yah
kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja,
Ahmad :
Ya sudah tuan kami pamit dulu
Akhirnya dini
harinya tanggal 17 semua pulang ke rumah
masing-masing.Setelah teks selesai di ketik pada pukul 04.30 WIB, teks
tersebutditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta Atas Nama Bangsa
Indonesia.Hadirinpun pulang dengan rasa gembira, kemudian para pemuda
mempersiapkansegala sesuatu untuk pelaksanaan Proklamasi.
Episode 4
Pembacaan Teks Proklamasi
Setelah
menyelesaikan pekerjaan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945 sekitar pukul 04.30 WIB, tokoh – tokoh dari golongan tua maupun
muda sibuk mempersiapkan hal –hal yang menyangkut dengan pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan. Mereka memberitahukan agar masyarakat ikut menyaksikan pembacaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.
Sudiro : Mas Muwardi, saya ingin
menyampaikan suatu hal yang sangat penting pada
anda, perihal
situasi di Lapangan Ikada.
Muwardi
: Memangnya apa yang sedang
terjadi di Lapangan Ikada?
Sudiro :
Saya tadi melihat pasukan Jepang di Lapangan Ikada. Bukankan pelaksanan
proklamasi akan diadakan disana?”
Muwardi : Tenang saja Sudiro. Pelaksanaan
proklamasi tidak dilakukan di Lapangan Ikada, melainkan di kediaman Bung Karno.
Sudiro :
Baiklah.
Di
kediaman Ir. Soekarno, sejumlah pemuda telah memadati halaman rumah untuk
menjaga keamanan dan ketertiban jalannya upacara proklamasi. Sementara itu
Sudiro meminta Suhud untuk menyiapkan satu tiang bendera.
Sudiro : Suhud, tolong kau siapkan satu tiang bendera
untuk upacara proklamasi kemerdekaan.
Suhud : Baik Mas Sudiro, saya akan segera menyiapkan
tiang bendera yang anda minta. (Suhud segera mengambil sebatang bambu, ia
membersihkan dan melubangi bambu itu)
Para
pemuda yang telah menunggu sejak pagi hari sudah tidak sabar lagi. Mereka
mendesak dr. Muwardi untuk mengingatkan Soekarno bahwa hari sudah siang.
Muwardi : Pak Soekarno, hari sudah semakin
siang. Kenapa pembacaan proklamasi tidak segera dilakukan?.
Soekarno :
Karena Hatta belum datang. Pembacaan proklamasi akan dibacakan kalau Hatta
sudah datang.
Muwardi : Tapi Pak, orang -orang sudah tidak
sabar lagi untuk menyaksikan pembacaan proklamasi.
Soekarno :
Saya tidak akan membacakan proklamasi kalau Hatta tidak ada. Kalau anda tidak
mau menunggu, silakan membaca proklamasi itu sendiri!
Muwardi
: Tapi…
(Serentak
dari luar ruangan): “Bung Hatta datang!”
Saat
terjadi perdebatan sengit, Moh. Hatta datang dengan berpakaian putih - putih. Hatta datang lima
menit sebelum acara dimulai. Bung Hatta langsung menemui Soekarno di kamarnya.
Soekarno :
Hatta! Akhirnya kau datang juga!
Moh Hatta : Soekarno, maaf saya telah membuat
kalian semua menunggu.”
Soekarno :
Tidak apa – apa. Kau datang lima menit sebelum acara dimulai.
Moh.
Hatta : Kalau begitu, mari kita mulai
pembacaan proklamasinya.
Soekarno
: Mari.
Semua
yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna. Suasana menjadi sangat hening.
Dengan suaranya yang mantap, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan sebelum
membacakan teks proklamasi.
PROKLAMASI
Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal – hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain – lain, diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat – singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno - Hatta
Demikianlah
Saudara - saudara!
Kita sekarang telah
merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa
kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka, negara Republik
Indonesia merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan
kita itu.