Pages

Jumat, 01 Agustus 2014

Rant: Pemimpin untuk Indonesia? | Shattered Stories

Pemimpin adalah orang yang mengerti perasaan orang-orang yang dipimpinnya. Untuk menyelesaikan permasalahan di negeri ini, tidak ada alasan untuk seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang tegas ataupun yang merakyat, ketika semua sikap itu tidak membuatnya mengerti tentang keinginan rakyatnya. Rakyat ingin kebijakan? Tidak, yang rakyat inginkan adalah seseorang yang bisa membuat mereka lebih baik. Rakyat ingin seorang pemimpin yang dapat menerima aspirasi mereka. Rakyat ingin seorang pemimpin yang jujur. Rakyat ingin seorang pemimpin yang amanah, yang cerdas, yang bisa membuat kehidupan mereka menjadi makmur, sementara terkadang mereke sendiri tidak berbuat apapun untuk memperbaiki kehidupan mereka. Sedangkan apakah pemimpin seperti itu benar-benar ada? Tidak.

Bahasa kasarnya, kepemimpinan itu hanyalah “bagaimana membuat orang yang dipimpin mau mengikuti jalan pemimpinnya”. Pemimpin yang “baik” adalah pemimpin yang lihai mempermainkan perasaan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang ia anggap benar. Pemimpin yang baik adalah orang yang bisa meluruskan pemikiran orang yang dipimpinnya menuju tujuan yang ia anggap benar. Kenapa saya bilang “anggap benar” disini? Karena kebenaran itu relatif untuk manusia. Kebenaran hanya milik Allah SWT dan tidak ada manusia yang bisa mempunyai kebenaran sempurna. Bukan berarti kepemimpinan itu jahat, masih banyak ratusan bahkan ribuan quotes yang menunjukan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang baik. Bahasa bisa menjadi sangat kejam bahkan dapat membuat sesuatu yang benar menjadi terlihat salah.

Ketika seseorang menjadi pemimpin dan dia tidak bisa mengerti perasaan yang dipimpinnya, tidak bisa merangkul dan membawa mereka pada sebuah tujuan, hanya bisa berkoar atau  malah dia yang melakukan pekerjaan orang-orang yang dipimpinnya, pemimpin itu akan dicap buruk. Mana mau orang disuruh terus – menerus? Tegas? Bukan, pemimpin seperti itu hanya akan menjadi pemimpin yang dilihat sebagai diktator, pemimpin yang egois, yang otoriter, yang terkesan tidak pernah melihat ke bawah dan membuat semua orang yang dipimpinnya membencinya.  Pemimpin yang melakukan pekerjaan yang dipimpinnya? Kalau begitu apa bedanya dia dengan orang yang dipimpinnya? Pemimpin seharusnya menjadi pembimbing bukan orang multitasking. Bukan berarti pemimpin tidak boleh tegas dan membantu pekerjaan yang dipimpinnya. Tapi melakukan dua hal tersebut, tanpa membicarakan dan mengerti permasalahan yang ada dimata rakyat tidak akan membuat pemimpin itu lebih baik.

Cukup tentang sifat yang harus pemimpin punya. Jika dilihat pada kehidupan nyata, Indonesia sekarang telah menjadi negeri yang cukup bodoh. Ketika Indonesia mengirimkan TKI karena mereka tidak memiliki lapangan kerja, orang-orang asing mencuri sumber daya alam dan bahkan manusianya. Asing telah sukses membuat orang-orang Indonesia berpikir bahwa Indonesia tidak akan memberi hal baik pada mereka sehingga orang-orang pintar Indonesia itu bekerja pada orang asing. Dengan bisikan-bisikan mereka, asing menakuti orang-orang Indonesia. Memberitahu bahwa teknologi Indonesia sangat kurang, dan Indonesia menjadi ketakutan, dan terbiasa dengan hal tersebut sehingga manja dengan teknologi asing. Padahal semua orang tahu bahwa Indonesia bisa bangkit. Kita tidak butuh asing sebagai penggerak sumber daya, yang nanti akhirnya sumber daya kita menjadi milik mereka. Malah mereka membuat kita tenggelam dan makin tenggelam dalam hutang kepada mereka, kepada bank dunia, kepada Amerika. Jadi pemimpin seperti apa yang cocok untuk memimpin Indonesia saat ini? Pemimpin yang bisa meyakinkan rakyatnya bahwa Indonesia bisa bangkit tanpa bantuan asing. Indonesia bisa bangkit ketika kita mandiri. Indonesia bisa bangkit ketika kita disiplin, ketika kita mematuhi waktu dan menghilangkan “jam Indonesia” yang bisa terlambat  sampai satu jam. Pemimpin yang cerdas dan tidak mau diperdaya oleh asing. Pemimpin yang berani untuk melawan orang-orang asing.

Kita pernah punya pemimpin seperti itu, Soekarno dan B.J. Habibie. Tapi apa? Kita tidak mengahargai mereka. Soekrano berhasil meyakinkan rakyat agar Indonesia bisa terbebas dari penjajahan. Ia berhasil, Indonesia sangat ditakuti bahkan oleh Amerika. Tapi apa? Ketika Soekarno sakit dan disingkirkan, yang katanya Soekarno diberi racun kemudian sakit dan dirawat oleh Soeharto, dirawat oleh dokter hewan yang disuruh oleh Soeharto lebih tepatnya, yang disekap disebuah tempat terpencil dengan peralatan seadanya, dimana bahkan sanak saudaranya tidak boleh menjenguk, kita hanya diam. Kita hanya diam dan membiarkan Soeharto menjadi pemimpin dengan total kekayaan korupsi 5 miliar USD. Sama seperti Habibie yang lebih dihargai oleh asing dan bahkan diberi stensel pasif, tapi ternyata, ia lebih cinta dengan Indonesia dibanding dengan asing. Jadi pemimpin seperti apa yang cocok untuk memimpin Indonesia saat ini? Pemimpin yang lebih mementingkan negara diatas kepentingannya sendiri. Pemimpin yang peduli dengan nasib orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang bisa membuka hati nurani orang-orang yang dipimpinnya.


Indonesia tidak bisa terus seperti ini. Kita dimanjakan dengan produk asing dan dibuat takut dengan teknologi sendiri. Karena itu Indonesia butuh pemimpin, pemimpin yang ingin menggerakkan Indonesia, bukan menyejahterakan dirinya sendiri.