Pages

Kamis, 02 Juli 2015

Dewa Athena VII | Shattered Stories

Hai perkenalkan, saya Nissa Febriani, ketua seksie 7 OSIS LXII dan ketua pelaksana dari Dewa Athena VII, yang diadakan 21 Februari - 9 Mei 2015. Secara singkat, Dewa Athena tahun 2015 ini memiliki cabang olahraga Dodgeball putra-putri, Futsal putra-putri, Badminton ganda campuran dan single putra-putri, Tenis meja, Basket, Tarik tambang, dan Estafet. Jika dihitung, total pertandingan pada Dewa Athena ini ada 216.  Hanya  saja tahun ini hanya terjalankan 197 pertandingan karena WO dan lain sebagainya.

Dewa Athena ini bisa dibilang sebagai program kerja OSIS yang lumayan lama, karena, Dewa Athena ini berjalan sekitar 3 bulan. Waktu bersihnya sekitar 3 (Kamis, Jumat, Sabtu) x 9 minggu. Jadi ada sekitar 27  hari dimana panitia harus stand by di Lapangan Bali untuk mengurus berbagai persoalan dan teknis dari Dewa Athena. Selain waktu, kami  juga mengurus kelas.  Ada 18 kelas yang dibuat  menjadi 18 tim yang setiap timnya mengikuti semua cabang di Dewa Athena VII. Sayangnya, semua tim memiliki tingkat antusia dan sifat masing-masing yang cukup berbeda-beda. Tapi hampir semua  tim ingin dianak-emaskan. Jujur saja, itu sulit karena jika satu tim diberi hal-hal menguntungkan, itu berarti sikap sportivitas Dewa Athena pun tercoreng.

Selain kesulitan dengan pihak luar, ternyata kesulitan juga terjadi di pihak dalam. Masih ada panitia-panitia yang  tidak datang pada jam tugasnya dan saya pun tidak berhak memarahi karena pasalnya mereka membantu berjalannya acara. Jadi yang bisa saya lakukanadalah memberi hadiah berupa pizza party kepada panitia yang menurut saya  kerjanya bagus atau datang pada saat hari penutupan. Saya hanya memberi tahu di grup LO bahwa pada hari H ada  sesuatu yang spesial karena bila tidak ada LO jujur Dewa Athena tidak akan berjalan dengan baik.

Selain permasalahan-permasalahan di atas, harus diingat juga bahwa tidak semua panitia bisa menjaga profesionalitas setiap waktu. Kadang-kadang mereka memikirkan kelas mereka dan mencari cara agar kelas mereka menang. Nah, hal seperti itu harus dihindari. Panitia juga  bisa saja kelelahan sewaktu-waktu dengan jadwal semester genap yang padat.

Yap, kira-kira seperti itu Dewa Athena secara singkat. Masalah perasaan, saya  tidak bisa mendeskripsikannya dengan profesional. Sedikit spoiler, Dewa Athena mengajarkan hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Bagaimana menjadi tegas, tenang, profesional, interpersonal, dan lain sebagainya. Jadi misalnya, jika kamu, yang membaca ini adalah orang yang punya hubungan dengan terlaksananya Dewa Athena, kamu bisa bersyukur, mungkin acara ini tidak membuat kamu bangga dengan terlaksananya acara ini, tapi acara ini membuat kamu  bisa belajar untuk mengalahkan  apa yang kamu inginkan dan mengataskan profesionalitas.

Salam Dewa Athena VII, Fortes Fortuna Iuvat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar