Pages

Senin, 06 Februari 2012

4 Episode Drama Peristiwa Sekitar Proklamasi Indonesia | Shattered Stories


Episode 1
Peristiwa Sekitar Proklamasi


Pada tanggal 14 Agustus 1945, setelah para pemuda mendengar kekalahan Jepang,  mereka mengadakan rapat di Jakarta. Rapat itu dihadiri antara lain Chairul saleh, sutan shrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya.

Sutan syahrir  : Saudara-saudara, saya mendengar berita, Jepang menyerah terhadap
sekutu.
Chairul Saleh   : Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan  untuk mengisi kekosongan kekuasaan ini ?

Sutan syahriri  : Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatta agar
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya?
Chairul Saleh   : ‘Saya setuju!

Mendengar yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka gembira mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya. Chairul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba  untuk menenangkan mereka.

Chaerul Saleh : Tenang, tenang semua tenang, saya mohon kalian tenang

Suasana tenang kembali

Chairul Saleh   : kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan  maksud  keinginan  kita semua , Rapat ini kita cukupkan.

Tanggal  15 Agustus 1945 para pemuda  mendatangi  rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentan keinginan para pemuda  itu.

Sutan Syahrir : (tok-tok)  , asalamu’alaikum?
Fatmawati       : (fatmawati membukan pintu )“ waalaikumSalam !
Sutan syahrir   : maaf bu, apakah Bung karnonya ada , kami ingin bertemu
dengannya
Fatmawati       : Yah Soekarno ada didalam, memang ada apa yah mencari
                        soekarno
Chairul Saleh  : Begini Bu  ada hal  yang penting   yang harus kami bicarakan
dengan nya.
Fatmawati       : Sama-sama  (sambil tersenyum) kalau begitu saya panggilkan dulu soekarno.

Fatmawati pergi meninggalkan para pemuda dan kemudian ia menemui Soekarno

Fatmawati       : itu para pemuda datang mereka ingin  berbicara penting katanya.

Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno.

Fatmawati       : Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih
banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu !
Soekarno         : Ada yang ingin kalian bicarakan?
Chairul saleh   : Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk secepatnya  
Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya
Soekarno         : Kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Sutan sahir      : Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,  Jepang sudah menyerah pada sekutu
Soekarno         : Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa? Kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan.
Sutan sahir      : Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat
Chairul saleh  : Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Bung
Soekarno         : Tidak apa-apa, silahkan!

Malam harinya para pemuda berangkat ke rumah Soekarno lagi untuk merundingkan keinginan mereka lagi.

Chairul saleh   : Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda
Soekarno         : Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan
Chairul saleh  : Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami menginginkan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya
Soekarno         : Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan.
Sutan Sahir      : Lalu kenapa anda tidak menyetujui keinginan kami?
Soekarno         : Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI
Sutan sahir      :Saya berharap anda tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya takut Jepang malah mengetahui rencana ini.
Hatta               : Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan dengan Jepang, begitu kan
Sutan sahir      : yah begitu
Soekarno         : Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI
Sutan sahir      : Tapi..
Soekarno        : (Memotong pembicaraan) “Tidak ada tapi-tapian! kami tidak akan mengikuti keinginan kalian (dengan nada bicara yang tinggi)

Para pemuda dan Soekarno berisitegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang

Hatta               : Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini
Soekarno         : Ah tidak apa-apa. Kami sedang membicarakan keinginan para pemuda ini
Hatta               : Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
Soekarno         : Tapi saya tidak setuju karena saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri
Hatta               : Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua

Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang.

Hatta              : Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno         : Tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut.
Hatta               : Jadi maksudnya kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda?
Soekarno         : Benar
Hatta               : Ya sudah ayo kita hampiri mereka!

Kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang.

Chairul Saleh  : Bagaimana keputusannya?
Soekarno         : Kami menolak keinginan kalian.

Sutan Syahrir :Baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa. tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya.

Akhirnya para pemuda pun pergi dari rumah Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam.


Episode 2:
Peristiwa Rengasdengklok


Pukul 24.00. menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini.

Chairul Saleh           : sekarang apa yang harus kita lakukan? Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita!
Sutan syahrir           :”Begini saja, Bung Karno dan Moh. Hatta kita asingkan saja keluar Jakarta untujk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang!”

Sukarni, Yusup Kamto, Muwardi:  “ Setuju “

Sutan syahrir           : tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya!.
Chairul Saleh           : Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan Latif  Hendra ningrat.
Latif                        : baiklah akan saya pikirkan dahulu (berpikir beberapa lama) Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke renggas dengklok dekat Karawang?
Singgih                    : Benar, apa kalian menyetujuinya?
Sutan syahrir          Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut

latif hendra ningrat dan Singgih pun pergi ke rumah Soekarno.

Singgi                      : Tok.tok.tok….Assalamualaikum?
Fatmawati               : Walaiku salam (Fatmawati membuka pintu) Ada apa ya malam-malam begitu bertamu kemari?

Latif                        : Maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan Bung Karno.
Fatmawati               : Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk!


(Fatmawati menemui suaminya dan Moh.  Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Soekarno datang bersama Moch Hatta )

Singgih dan Latif       “ Asalamu’alaikum”
Soekarno                : Waalaikum salam. Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa?”

Singgih                    : Sebelumnya kami meminta maaf. Kami kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Karawang.
Hatta                       : Memang kenapa kami harus pergi keluar kota?
Latif                        : Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!
Hatta                       : Tapi kalau kami tidak mau?
Latif                        : Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat cepat ikut kami

Mereka meninggalkan rumah Soekarno dan menuju Renggas dengklok di Karawang. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata mereka berdua sangat keras kepala dengan keyakinan mereka.

Latif                        : Bung Karno, tunggu apa lagi? waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Singgih                    : Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini!
Soekarno                : Maaf tapi saya tidak bisa!

Jawaban itu membuat Singgih geram

Singgih                    : (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno) Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini door door door....  (Peluru pistol keluar dari pistol)

Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda

Fatmawati               : Apa-apaan kalian ini?
Sutan Syahrir           : Tidak apa-apa bu, kami cuma ingin memproklamasikan Indonesia secepatnya.
Fatmawati               : Ya saya tahu itu. Kalau soekarno menolak untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai alasan tersendiri
Sukarni                   : Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan ada di tangan kedua pemimpin tersebut
Fatmawati               : Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin?

Akhirnya Fatmawatipun berhasul meyakinkan para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta. Di sisi lain Ahmad Soebajo mengetahui keadaan Soekarno dan meminta pemuda untuk mengembalikannya.

Ahmad Soebarjo     : Sudahlah sebaliknya kalian jangan menahan Soekarno dan Moch Hatta.
Chairul Saleh           : Memang kenapa, apa alasannya?
Ahmad soebarjo      : Saya yakin kalau kita bicara baik-baik pasti keinginan kalian akan di penuhi saya akan membantu kalian untuk meyakinkan Soekarno dan moh. Hatta
Chairul Saleh           : Apakah yang Bung bicarakan ini dapat di pegang?
Ahmad soebarjo      : Percayalah, saya akan meyakinkan tokoh nasionalis itu agar menyetujui usul kalian itu!
Chairul saleh            : Ya sudah sebaiknya kita sekarang berangkat ke Kerawang untuk menjemput Soekarno dan Moch hatta

Kemudian mereka pun menjemput Soekarno dan Moch. Hatta. Dan mereka langsung pergi ke hotel Denn di Jakarta.

Sayuti melik             : Apakah ada kamar Hotel yang masih kosong untuk kami?
Pelayan hotel           : Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!
Sayuti melik             : Kamarnya penuh
Ahmad subarjo        : “Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana maeda?
Sayuti melik             : “Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan darat.
Suhud                     : saya setuju
Soekarno                : Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah laksamana maeda

Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah laksamana maeda

Soekarno                : Permisi selamat malam tuan.
laksamana maeda    : Apakah ada masalah yang serius?
Soekarno                : Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan
Sobarjo                   : Kami bermaksud untuk menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?
Laksamana maeda : Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap Indonesia.
Moch Hatta             : Yang kami bingungkan para pemuda terus mendesak agar kami memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Laksamana maeda   : Wah itu merupakan gagasan yang bagus.
Moch Hatta             : Berarti tuan menyetujuinya?
Laksaman Maeda    : (Membalas dengan senyuman)
Ahmad soebrjo       : Kami boleh meminjam rumah anda?
Laksamana maeda   : Boleh, untuk apa?
Hatta                       : Kami ingin mempersiapkan kemerdekaan indonesia.
Laksamana maeda : Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan!

Mereka pun mulai merundingkan persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia. Agar pada
tanggal 17 Agustus, Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaannya.

Episode 3
Pengetikan Naskah Proklamasi

Setelah berakhirnya peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan beberapa orang lainnya kembali ke jakarta. Di Jakarta mereka mendatangi rumah Laksamana Maeda
Soekarno        : Rencananya kami akan membuat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
L. Maeda        : Ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan.
Soekarno        : Bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama!
Soekarno        : Biarkan saya yang mencatat!
A. subarjo       : Tunggu sebentar ! saya akan pikirkan naskah proklamasinya! (berpikir)
Bagaimana kalau begini? “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”
Hatta               : Itu bagus! (kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas)
Soekarno         : Isinya bagaimana?
Hatta               : Saya sudah berpikir begini “Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”
Soekarno         : Yah bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini.
A. soebarjo     : Akhinya selesai juga! Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini.
Soekarno        : Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda.

Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu

Sutan sahrir    : Bagaimana naskahnya?
Soekarno       : Sudah akan saya bacakan

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.
Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, 17 – 8- 05
Wakil Bangsa Indonesia

Soekarno        : Mungkin ada yang ingin menambahkan
Sukarni          : Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit
Soekarno       : Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!”

Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyruh sayuti melik mengetik naskah proklamasi
Soekarno             : Apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahannya?
Sayuti melik          : Saya bisa!
Soekarno             : Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat

Sayuti melikpun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan pada Soekarno

Sayuti melik           : Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan menandatanagni naskah ini
Soekarno              : Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini.
Chairul saleh          : Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut     atas nama bangsa Indonesia
Semua yang hadir     “Setuju, itu lebih baik !”

Sukarni                  : Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini
Soekarno               : Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya
Hatta                     : Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi kemerdekaan Indonesia

Semua yang hadir    “setuju”

L. Maeda              : Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rumah masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul di rumha Soekarno

Soekarno               : Yah kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja,
Ahmad                   : Ya sudah tuan kami pamit dulu

Akhirnya dini harinya tanggal 17  semua pulang ke rumah masing-masing.Setelah teks selesai di ketik pada pukul 04.30 WIB, teks tersebutditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta Atas Nama Bangsa Indonesia.Hadirinpun pulang dengan rasa gembira, kemudian para pemuda mempersiapkansegala sesuatu untuk pelaksanaan Proklamasi.

Episode 4
Pembacaan Teks Proklamasi

Setelah menyelesaikan pekerjaan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 sekitar pukul 04.30 WIB, tokoh – tokoh dari golongan tua maupun muda sibuk mempersiapkan hal –hal yang menyangkut dengan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Mereka memberitahukan agar masyarakat ikut menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.

Sudiro             : Mas Muwardi, saya ingin menyampaikan suatu hal yang sangat penting pada
anda, perihal situasi di Lapangan Ikada.
Muwardi         : Memangnya apa yang sedang terjadi di Lapangan Ikada?
Sudiro             : Saya tadi melihat pasukan Jepang di Lapangan Ikada. Bukankan pelaksanan proklamasi akan diadakan disana?”
Muwardi         : Tenang saja Sudiro. Pelaksanaan proklamasi tidak dilakukan di Lapangan Ikada, melainkan di kediaman Bung Karno.
Sudiro             : Baiklah.

Di kediaman Ir. Soekarno, sejumlah pemuda telah memadati halaman rumah untuk menjaga keamanan dan ketertiban jalannya upacara proklamasi. Sementara itu Sudiro meminta Suhud untuk menyiapkan satu tiang bendera.
Sudiro              : Suhud, tolong kau siapkan satu tiang bendera untuk upacara proklamasi kemerdekaan.
Suhud               : Baik Mas Sudiro, saya akan segera menyiapkan tiang bendera yang anda minta. (Suhud segera mengambil sebatang bambu, ia membersihkan dan melubangi bambu itu)

Para pemuda yang telah menunggu sejak pagi hari sudah tidak sabar lagi. Mereka mendesak dr. Muwardi untuk mengingatkan Soekarno bahwa hari sudah siang.

Muwardi         : Pak Soekarno, hari sudah semakin siang. Kenapa pembacaan proklamasi tidak segera dilakukan?.
Soekarno         : Karena Hatta belum datang. Pembacaan proklamasi akan dibacakan kalau Hatta sudah datang.
Muwardi         : Tapi Pak, orang -orang sudah tidak sabar lagi untuk menyaksikan pembacaan proklamasi.
Soekarno         : Saya tidak akan membacakan proklamasi kalau Hatta tidak ada. Kalau anda tidak mau menunggu, silakan membaca proklamasi itu sendiri!
Muwardi         : Tapi…
(Serentak dari luar ruangan): “Bung Hatta datang!”

Saat terjadi perdebatan sengit, Moh. Hatta datang dengan  berpakaian putih - putih. Hatta datang lima menit sebelum acara dimulai. Bung Hatta langsung menemui Soekarno di kamarnya.
Soekarno         : Hatta! Akhirnya kau datang juga!
Moh Hatta       : Soekarno, maaf saya telah membuat kalian semua menunggu.”
Soekarno         : Tidak apa – apa. Kau datang lima menit sebelum acara dimulai.
Moh. Hatta      : Kalau begitu, mari kita mulai pembacaan proklamasinya.
Soekarno         : Mari.

Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna. Suasana menjadi sangat hening. Dengan suaranya yang mantap, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan sebelum membacakan teks proklamasi.


PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal – hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain – lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat – singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno - Hatta

Demikianlah Saudara - saudara!
Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka, negara Republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.







1 komentar:

  1. terimakasih postingannya kakak.....
    sangat membantu.
    semangat kak dengan blognya.......

    BalasHapus